Mengenal Bahan-Bahan Kosmetik Halal dan Haram: Apa yang Harus Dihindari?

Suatu produk dapat dikatakan sebagai produk yang halal, apabila dari segi bahan bakunya terbuat dari segala jenis bahan yang diharamkan oleh lembaga halal, seperti darah, bangkai, babi, daging babi, maupun hewan yang disembelih namun tidak sesuai dengan syariat Islam yang telah ditetapkan. Produk tersebut pun haruslah bersih dari segala kotoran dan najis yang bisa membahayakan kesehatan seseorang. Jika suatu produk tersebut adalah produk nabati, maka bahan bakunya pun harus berasal dari segala tanaman yang sudah jelas status kehalalannya.

Jika ditinjau dari segi pengolahannya, pengolahan produk halal harus menggunakan peralatan yang jelas bersih dan bebas dari kontaminasi bahan haram dan sumber daya pengelola juga harus seorang muslim yang mengerti tentang syariat Islam. Wajib juga untuk setiap produk halal agar menyertakan label yang jelas dan informatif terkait bahan yang digunakannya maupun saat proses pengolahannya.

Proses pendistribusiannya pun tidak boleh dicampur baur dengan produk haram. Baik produsen maupun bagian distribusi juga tidak boleh menyembunyikan status dan informasi dari produk, melainkan harus jujur terhadap isi dari produk tersebut untuk menjaga kepercayaan konsumen dan menghindari adanya penipuan.

Ketentuan halal pada suatu produk berlaku secara umum, baik untuk makanan yang dikonsumsi hingga barang yang dipakai, tak terkecuali pada kosmetik. Meski tidak untuk dimakan, tapi kosmetik menjadi barang yang wajib mengantongi sertifikasi atau status halal untuk membuktikan bahwa produk tersebut bebas dari segala kontaminasi bahan haram yang dapat berdampak pada kesehatan manusia.

 

Unsur yang Membuat Kosmetik Tidak Halal

Bahan baku pembuatan kosmetik berasal dari berbagai macam. Sayangnya, tidak semua kosmetik menggunakan bahan-bahan yang halal. Ada pula kosmetik yang dalam proses pembuatan hingga pengemasannya menggunakan bahan-bahan yang haram. Jika kosmetik menggunakan bahan baku dari bahan yang najis atau mengandung kontaminasi haram, sudah pasti kosmetik tersebut menjadi tidak halal dan tidak boleh digunakan oleh masyarakat umum.

Jika ditinjau dari bahan-bahan haram, kosmetik dikategorikan sebagai tidak halal bila mengandung:

  • Lemak dan segala turunan babi, seperti stearic acid, palmitic acid, dan glycerin.
  • Elastin dan kolagen yang bukan berasal dari hewan yang disembelih sesuai syariat Islam.
  • Alkohol yang disepakati haram oleh para ulama.
  • Pewarna merah serta gincu yang berasal dari carmine dan cochineal.

Jika ditinjau dari bahan yang mengandung najis, kosmetik dapat bernilai haram bila mengandung:

  • Najis mughalladzah, yakni suatu najis yang berasal dari babi, bangkai, darah, anjing, serta mani.
  • Najis hukmiyah, yakni suatu najis yang berasal dari suatu benda suci, namun terkena najis mughalladzah.

Sayangnya, tidak semua kosmetik transparan terhadap konsumen mengenai proses atau bahan bakunya, sehingga sulit untuk memastikan apakah produk kosmetik tersebut halal hanya dengan melihat suatu produk kosmetik saja. Nah, agar terjamin kualitasnya, Anda dapat memilih kosmetik halal melalui logo halal MUI yang terpampang di kemasannya.

Baca Juga: Apa Itu ISO 13485 dan Kenapa Sangat Penting? Ini Alasannya

 

Cara Memilih Kosmetik Halal

Untuk memudahkan Anda dalam menemukan produk kosmetik halal, Anda dapat mengikuti beberapa tips penting sebagai berikut:

 

1. Cek dan Periksa Logo Halal yang Tertera pada Kemasan Kosmetik

Cara paling mudah untuk mengecek suatu produk kosmetik halal atau tidak adalah dengan melihat apakah ada logo halal MUI pada kemasannya. Jika produk kosmetik telah mencantumkan logo halal, maka kemungkinan besar produk tersebut telah lolos sertifikasi halal.

2. Pelajari Komposisi Bahan Kosmetik pada Kemasan

Langkah lebih lanjut, selain melihat logo halal, Anda juga bisa memastikan kandungan suatu kosmetik pada ingredients yang disertakan pada kemasannya. Jika Anda menemukan adanya bahan haram, seperti lard atau lemak babi, plasenta hewan atau manusia, kolagen hewan yang berasal dari hewan disembelih secara syariat Islam, pewarna serangga dari carmine dan cochineal, hingga alkohol (sesuai pendapat yang dianut), maka Anda bisa mencari informasi dan mengonfirmasi langsung kepada produsen kosmetik tersebut.

3. Pilih Produk yang Hanya Mengantongi Sertifikat BPOM

Selain memastikan logo halal, Anda juga dapat mengecek logo BPOM pada kemasan kosmetik. Logo ini menunjukkan bahwa kosmetik Anda tidak hanya halal, melainkan juga telah memiliki izin edar BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) yang mana secara kualitas dan keamanannya sudah terjamin.

4. Waspada Klaim Halal Alami

Masih banyak yang mengira bahwa kosmetik yang berasal dari bahan alami sudah otomatis halal. Padahal, meski berasal dari bahan alami, tetap saja suatu produk kosmetik harus dicek kehalalannya.

5. Cari Banyak Referensi dan Konsultasikan bila Ragu

Jika Anda menemukan keganjilan, Anda dapat melakukan cross-check pada website resmi LPPOM MUI (Lembaga Penelitian Produk Halal Majelis Ulama Indonesia) untuk memastikan status halal yang dikantongi oleh suatu produk kosmetik. Pun, Anda juga dapat melakukan konsultasi dengan lembaga tepercaya dan ulama ahli untuk mendapatkan informasi yang lebih detail mengenai status kehalalan suatu produk kosmetik.

 

Itu dia beberapa bahan-bahan kosmetik yang bisa menjadi bahan pertimbangan Anda dalam memilih suatu produk. Pastikan Anda hanya mengonsumsi produk yang sudah jelas kehalalannya, ya!

Start Your Journey

Scroll to Top
Open chat
1
Need help?
If you have questions about Mursmedic please contact us via WhatsApp, our team will respond to your questions quickly