Serupa tapi tak sama, suplemen dan obat kerap kali dianggap sebagai sesuatu yang sama. Memang, baik suplemen atau obat memiliki bentuk yang mirip, sehingga banyak yang mengira bahwa keduanya sama saja. Padahal, tablet, kapsul, serbuk, dan pil yang sering Anda temukan di apotek atau di warung tidak semuanya adalah obat atau suplemen.
Biasanya, obat dan suplemen dibedakan dengan label yang tertera pada kemasannya. Jika Anda perhatikan, pada kemasan obat atau suplemen akan ada nomor registrasi dengan awalan kode tertentu sebagai penanda jenis produk tersebut masuk ke dalam klasifikasi obat atau suplemen.
Jika Anda menemukan kode dengan awalan huruf D, seperti Depkes. RI. D atau semacam BPOM D dapat dikenali bahwa produk tersebut sebagai obat. Namun, jika Anda menemukan kode dengan awalan SI maka itu adalah kode untuk suplemen dalam negeri dan kode SD untuk suplemen yang berasal dari luar negeri.. Bahkan, meskipun komposisi antara obat atau suplemen terkadang sama, namun dari sisi keamanan kedua produk tersebut sangatlah berbeda.
Ciri Obat dan Suplemen
Dari segi uji klinis, obat memiliki tingkat keamanan yang tinggi dan memiliki efek samping juga saat dikonsumsi oleh seseorang. Pun dengan suplemen yang juga membutuhkan uji klinis untuk memastikan tingkat keamanannya agar aman dikonsumsi oleh masyarakat.
Pada kemasan obat juga akan disertakan petunjuk penggunaan, seperti berapa banyak yang harus dikonsumsi, waktu penggunaan, hingga efek sampingnya. Namun, pada kemasan suplemen, hanya akan ada dicantumkan berapa kali suplemen boleh digunakan dan berapa banyak jumlah yang dapat dikonsumsi.
Bahan Pangan Tambahan pada Suplemen dan Obat
Pada dasarnya, total kandungan gizi pada suplemen diatur dan tidak boleh melebihi minimal 25% dari total AKG. Jika suatu suplemen telah lolos uji dan memenuhi segala persyaratan yang ditentukan, maka suplemen akan mendapatkan label produk dan mencantumkan berbagai klaim kesehatan dan nutrisi yang terkandung di dalamnya agar bisa meningkatkan kesehatan seseorang.
Suplemen dikenal sebagai produk yang sengaja dibuat untuk melengkapi BTP atau Bahan Tambahan Pangan yang biasanya didapatkan dari makanan, seperti mineral, vitamin, metabolit, konsentrat, dan segala bahan yang berasal dari tumbuhan untuk meningkatkan jumlah AKG atau Angka Kecukupan Gizi agar bisa dikonsumsi oleh seseorang. Pada suplemen juga biasanya diatur batasan tambahan dari total kandungan kadar zat untuk pemakainya.
5 (lima) Perbedaan Obat dan Suplemen
1. Obat Terbuat dari Bahan Kimia, sedangkan Suplemen Terbuat dari Bahan Alami
Bahan utama dari pembuatan suplemen adalah bahan alami yang berasal dari alam yang seringkali kita kenal sebagai jamu atau obat tradisional. Sedangkan obat dari bahan pembuatannya menggunakan bahan-bahan kimia dan bahan sintetik yang sebelum diolah sudah diuji coba di laboratorium terlebih dahulu.
2. Obat hanya Terbatas untuk Orang Sakit, sedangkan Suplemen Bisa untuk Siapa Saja
Obat tidak bisa diminum sembarang waktu seperti halnya suplemen. Obat hanya boleh digunakan oleh seseorang yang sedang merasa tubuhnya sakit dan hanya boleh diresepkan oleh tenaga medis yang berwenang. Berbeda dengan suplemen yang dapat dikonsumsi oleh siapa saja tanpa terkecuali. Karena fungsi suplemen bukan menyembuhkan, melainkan mempercepat penyembuhan penyakit melalui kandungan nutrisi alami di dalamnya. Jadi, orang sehat pun boleh saja mengonsumsi suplemen untuk menjaga daya tahan tubuh agar kebal dari penyakit.
3. Obat Memiliki Dosis, sedangkan Suplemen Tidak
Jangan pernah sekali-kali meminum obat melebihi dari dosis yang dianjurkan oleh dokter, ya. Saat dokter meresepkan 250 mg dalam sehari, maka Anda tidak boleh mengonsumsi lebih dari itu karena ini akan memberikan dampak pada tubuh Anda. Berbeda dengan suplemen yang kadarnya tidak terbatas dan aman untuk dikonsumsi oleh tubuh. Suplemen berfungsi untuk melengkapi kebutuhan nutrisi pada tubuh agar kesehatan tubuh terjaga. Suplemen juga memiliki anjuran konsumsi, bedanya obat memiliki batas konsumsi dengan dosis tertera, misal maksimal 8 tablet (500gr) untuk konsumsi maksimal paracetamol, sedangkan suplemen tidak ada.
Propose:
Perbedaan obat dan suplemen:
1. Penjualan
-
- Tidak semua obat dapat dijual dengan bebas
- Semua Suplemen dapat dijual dengan bebas
2. Label Produk
-
- Obat dapat klaim: obat batuk atau obat sakit kepala (ex: panadol)
- Suplemen klaimnya: harus ada kata2 “dapat meningkatkan kesehatan tubuh” atau “membantu menjaga kesehatan”.
Itu dia 5 (lima) perbedaan obat dan suplemen yang harus Anda tahu. Jadi, bijaklah sebelum konsumsi mulai dari sekarang, ya!